15 Desember 2015 | Kegiatan Statistik Lainnya
Usaha
tani merupakan proses produksi yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat
menghasilkan. Tanaman pangan yang berupa padi dan palawija paling tidak
membutuhkan masa tanam tiga bulan sampai satu tahun untuk dapat dipanen. Selain
itu, usaha ini dalam proses produksinya sangat bergantung kepada kemurahan alam
yang notabene sangat sulit untuk diprediksi. Sehingga perlu kiranya menggunakan
teknik budidaya yang baik, sarana prasarana pertanian yang mendukung dan
kualitas petani yang memadai untuk dapat
berproduksi seperti yang diharapkan.
Budidaya tanaman pangan tentunya
mempunyai karakteristik yang jauh berbeda dengan usaha tanaman perkebunan. Masa
produksi tanaman bahan makanan biasanya akan lebih cepat dan untuk
membudidayakannya kembali harus dilakukan penanaman ulang. Dengan demikian karakteristik
budidaya tanaman pangan membutuhkan teknik yang lebih intensif dan perputaran
usaha yang cepat.
Budaya tanaman pangan khususnya beras yang merupakan makanan pokok di Kabupaten OKU umumnya masih belum sebaik budidaya tanaman perkebunan. Hal ini dapat dimengerti karena budidaya perkebunan adalah usaha yang sudah secara alamiah dan turun-temurun berkembang di wilayah ini. Sehingga masyarakatnya lebih menguasai untuk melakukan budidaya tanaman perkebunan dari pada tanaman pangan. Sehingga kalaupun membudidayakan tanaman pangan kebanyakan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri yang dinamakan juga dengan pertanian sub sisten. Kondisi budidaya tanaman pangan yang bersifat seperti ini tentunya tidak dapat mendukung peningkatan poduksi pangan/padi secara besar-besaran.
Jika dilihat seperti nampak pada Tabel 1 bahwa luas panen di Kabupaten OKU untuk tanaman padinya mulai tahun 2012 sampai dengan 2015 cenderung terus mengalami penurunan, bahkan untuk luas panen tahun 2015 besarannya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. Kecenderungan ini tentunya harus diantisipasi kalau ingin tetap terus meningkatkan produksi beras agar dapat terus meningkatkan ketehanan pangan di wilayah Kabupaten OKU.
Penurunan dapat terjadi oleh karena adanya alih fungsi lahan, baik itu beralih ke lahan non pertanian maupun lahan untuk pertanian lainnya seperti perkebunan. Selain itu budidaya padi sawah yang produksinya sangat ditentukan oleh kemurahan alam tentunya dengan semakin seringnya muncul fenomena iklim ekstrim akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi yang pada akhirnya berpengaruh pada luas tanamnya. Selain itu hama penyakit tanam juga perlu mendapat perhatian serius agar panenan dapat terjaga dengan baik dan caranya dengan menggunakan obat-obatan yang ramah lingkungan maupun yang alami, untuk itu peran penyuluh pertanian menjadi penting untuk bisa memberikan wawasan kepada petani. Usaha pencetakan lahan sawah baru rasanya perlu diprioritaskan untuk mengantisipasi luas panen yang cenderung terus menurun.
Produktivitas merupakan rata-rata produksi padi per hektar dimana besarannya dilakukan dari hasil survei ubinan yang dilakukan petugas BPS. Walaupun agak fluktuatif produktivitas padi di OKU cenderung naik. Hal ini dimungkinkan dengan dilakukannya teknik budidaya yang sudah relatif lebih baik. Terutama dengan menggunakan bibit unggul dan pemupukan yang seimbang.
Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di kabupaten OKU Tahun 2011-2013
Tahun |
Luas
Panen (ha) |
Produktivitas
(kw/ha) |
Produksi
GKG (ton) |
2011 |
14.054 |
33,85 |
47.578 |
2012 |
16.424 |
31,34 |
51.480 |
2013 |
15.339 |
36,10 |
55.372 |
2014 |
14.509 |
42,40 |
61.524 |
2015*) |
13.496 |
40,84 |
54.496 |
Sumber
: BPS Kabupaten OKU
*)
Hasil Aram 2 Tahun 2015
Untuk dapat menjawab pertanyaan
kemampuan Pemerintah Daerah menyediakan bahan makanan yang cukup bagi
masyarakatnya terlebih dahulu perlu dilakukan konversi dari GKG ke beras (Gambar
1) dan juga perlu mengetahui jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan.
Hasil konversi GKB ke beras dan proyeksi penduduk yang telah dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik dapat dilihat seperti pada Tabel 2.
Tabel
2. Konsumsi Beras per Kapita per Tahun di Kabupaten OKU Tahun 2011-2013
Tahun |
Produksi GKG (ton) |
Konversi menjadi Beras (kg) |
Proyeksi Penduduk (jiwa) |
Konsumsi beras/ Kapita/tahun
(kg/jiwa/thn) |
2011 |
47.578 |
28.856.420 |
330.025 |
87,44 |
2012 |
51.480 |
31.223.010 |
335.094 |
93,18 |
2013 |
55.372 |
33.583.540 |
339.973 |
98,78 |
2014 |
61.524 |
37.34.770 |
344.932 |
108,18 |
2015*) |
54.496 |
33.052.240 |
349.800 |
94,49 |
Sumber : BPS Kabupaten OKU
*) Hasil Aram 2 Tahun 2015
Apabila kebutuhan rata-rata penduduk mengkonsumsi
beras sesuai hasil penghitungan yang dilakukan BPS adalah 114,30 kg/jiwa/tahun,
maka mulai tahun 2011 sampai pada tahun 2015 Kabupaten OKU masih belum bisa
melakukan swa sembada beras. Pada tahun 2015, terdapat selisih kekurangan
produksi beras sekitar 19,81 kg/jiwa/tahun, dimana jumlah ini setara dengan
kekurangan beras sebesar 2.276 ton.
Pemenuhan kebutuhan produksi beras
dapat dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.
Intensifikasi dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidayanya, seperti
penggunaan bibit unggul, penerapan jarak tanam, pemupukan dengan dosis dan cara
yang tepat, pemeliharaan dan penanganan pasca panen. Sedangkan ekstensifikasi
dapat dilakukan dengan melakukan pencetakan sawah baru maupun membuka lahan
budidaya tanaman padi ladang.
Fenomena yang juga perlu untuk
dicermati di Kabupaten OKU adalah budidaya padi ladang biasanya dilakukan
disela-sela tanaman perkebunan tahunan yang sifatnya sementara. Apabila hasil
kebun yang baru ditanam belum menghasilkan sambil menunggu tajuk tanaman
menutupi dilakukanlah tumpang sari dengan tanaman padi ladang. Kondii ini
pastinya akan menyebabkan konsistensi dan kontinyuitas produksi padi menjadi
terganggu di masa yang akan datang.
Kendala lain yang juga tidak kalah penting
adalah masalah alih fungsi lahan yang sering terjadi pada lahan-lahan yang
sebelumnya merupakan sentra produksi padi. Dengan semakin meningkatnya
kesejahteraan dan jumlah penduduk biasanya banyak lahan pertanian yang
sebelumnya ditanami padi berubah fungsi untuk aktivitas lainnya. Jika hal ini
tidak mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah maka dimasa yang
akan datang lahan pertanian yang merupakan medium untuk melakukan budidaya
menjadi semakin menyempit dan bukan tidak mungkin menjadi habis. Akibatnya jika
hal ini terjadi maka pemenuhan kebutuhan makanan pokok masyarakatnya menjadi
sangat terganggu.
Selain beras sebenarnya banyak
komoditas bahan makanan lainnya yang dapat menggantikan peran nasi sebagai
sumber karbohidrat utama. Beberapa komoditas bahan makanan macam ketela rambat
(ubi-ubian), ketela pohon, talas, dan jagung sebenarnya dapat juga
diperkenalkan sebagai bahan makanan alternatif pengganti beras. Dengan demikian
masyarakat tidak hanya bergantung pada satu macam jenis makanan saja, akan
tetapi memvariasikannya dengan bahan makanan lainnya. Tinggal mungkin
memikirkannya untuk membuat resep makanan yang cukup disukai masyarakat pada
umumnya dan menampilkannya dalam sajian yang menarik.
Selain itu kesadaran yang perlu
dimunculkan dimasyarakat adalah bahwa ketergantungan hanya pada satu jenis
makanan saja akan sangat menyebabkan ketahanan pangan suatu daerah menjadi
sangat rentan apabila terjadi gagal panen karena adanya pengaruh lingkungan
ekstrim. Untuk membiasakan dan memperkenalkan dengan sumber bahan makanan
lainnya tidak ada salahnya Pemerintah Daerah menerapkan peraturan ataupun
himbauan kepada seluruh pegawainya agar dapat berpartisipasi menyukseskan
program “satu hari dalam seminggu untuk tidak mengkonsumsi nasi” (one day no
rice).
Berita Terkait
Change Ambassador BPS Ogan Komering Ulu
Rapat Inflasi Rutin Mingguan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Hari Statistik Nasional 2019 BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu
Penandatanganan Pakta Integritas PNS BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kunjungan PLN ULP Baturaja ke BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu
Audiensi Verifikasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering UluJl. Dr. Moh. Hatta No. 987A Kel. Kemala Raja Kec. Baturaja Timur Kab. Ogan Komering UluTelp (0735) 320259
Faks (0735) 320259
Email : bps1601@bps.go.id