Kecukupan Beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu - Berita - Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu

Untuk mendapatkan data BPS silahkan datang ke Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu, Jalan Dr. Moh. Hatta No 987A Depan Gedung Kesenian Lantai 1 Setiap hari kerja mulai pukul 08.00 - 15.30.

Telah rilis Publikasi  Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Angka tahun 2025, silahkan di Unduh

Anda memiliki keluhan atas layanan kami? Laporkan keluhan Anda ke pengaduan.bps.go.id

Kecukupan Beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu

Kecukupan Beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu

15 Desember 2015 | Kegiatan Statistik Lainnya


Usaha tani merupakan proses produksi yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat menghasilkan. Tanaman pangan yang berupa padi dan palawija paling tidak membutuhkan masa tanam tiga bulan sampai satu tahun untuk dapat dipanen. Selain itu, usaha ini dalam proses produksinya sangat bergantung kepada kemurahan alam yang notabene sangat sulit untuk diprediksi. Sehingga perlu kiranya menggunakan teknik budidaya yang baik, sarana prasarana pertanian yang mendukung dan kualitas petani yang memadai  untuk dapat berproduksi seperti yang diharapkan.

   

Budidaya tanaman pangan tentunya mempunyai karakteristik yang jauh berbeda dengan usaha tanaman perkebunan. Masa produksi tanaman bahan makanan biasanya akan lebih cepat dan untuk membudidayakannya kembali harus dilakukan penanaman ulang. Dengan demikian karakteristik budidaya tanaman pangan membutuhkan teknik yang lebih intensif dan perputaran usaha yang cepat.

           

Budaya tanaman pangan khususnya beras yang merupakan makanan pokok di Kabupaten OKU umumnya masih belum sebaik budidaya tanaman perkebunan. Hal ini dapat dimengerti karena budidaya perkebunan adalah usaha yang sudah secara alamiah dan turun-temurun berkembang di wilayah ini. Sehingga masyarakatnya lebih menguasai untuk melakukan budidaya tanaman perkebunan dari pada tanaman pangan. Sehingga kalaupun membudidayakan tanaman pangan kebanyakan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri yang dinamakan juga dengan pertanian sub sisten. Kondisi budidaya tanaman pangan yang bersifat seperti ini tentunya tidak dapat mendukung peningkatan poduksi pangan/padi secara besar-besaran.


Jika dilihat seperti nampak pada Tabel 1 bahwa luas panen di Kabupaten OKU untuk tanaman padinya mulai tahun 2012 sampai dengan 2015 cenderung terus mengalami penurunan, bahkan untuk luas panen tahun 2015 besarannya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. Kecenderungan ini tentunya harus diantisipasi kalau ingin tetap terus meningkatkan produksi beras agar dapat terus meningkatkan ketehanan pangan di wilayah Kabupaten OKU.


Penurunan dapat terjadi oleh karena adanya alih fungsi lahan, baik itu beralih ke lahan non pertanian maupun lahan untuk pertanian lainnya seperti perkebunan. Selain itu budidaya padi sawah yang produksinya sangat ditentukan oleh kemurahan alam tentunya dengan semakin seringnya muncul fenomena iklim ekstrim akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi yang pada akhirnya berpengaruh pada luas tanamnya. Selain itu hama penyakit tanam juga perlu mendapat perhatian serius agar panenan dapat terjaga dengan baik dan caranya dengan menggunakan obat-obatan yang ramah lingkungan maupun yang alami, untuk itu peran penyuluh pertanian menjadi penting untuk bisa memberikan wawasan kepada petani. Usaha pencetakan lahan sawah baru rasanya perlu diprioritaskan untuk mengantisipasi luas panen yang cenderung terus menurun.


Produktivitas merupakan rata-rata produksi padi per hektar dimana besarannya dilakukan dari hasil survei ubinan yang dilakukan petugas BPS. Walaupun agak fluktuatif produktivitas padi di OKU cenderung naik. Hal ini dimungkinkan dengan dilakukannya teknik budidaya yang sudah relatif lebih baik. Terutama dengan menggunakan bibit unggul dan pemupukan yang seimbang.

Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di kabupaten OKU Tahun 2011-2013

Tahun

Luas Panen (ha)

Produktivitas (kw/ha)

Produksi GKG (ton)

2011

14.054

33,85

47.578

2012

16.424

31,34

51.480

2013

15.339

36,10

55.372

2014

14.509

42,40

61.524

2015*)

13.496

40,84

54.496

Sumber : BPS Kabupaten OKU

*) Hasil Aram 2 Tahun 2015

Untuk dapat menjawab pertanyaan kemampuan Pemerintah Daerah menyediakan bahan makanan yang cukup bagi masyarakatnya terlebih dahulu perlu dilakukan konversi dari GKG ke beras (Gambar 1) dan juga perlu mengetahui jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Hasil konversi GKB ke beras dan proyeksi penduduk yang telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dapat dilihat seperti pada Tabel 2.

  

Tabel 2. Konsumsi Beras per Kapita per Tahun di Kabupaten OKU Tahun 2011-2013

Tahun

Produksi GKG (ton)

Konversi menjadi

Beras (kg)

Proyeksi Penduduk

(jiwa)

Konsumsi beras/

Kapita/tahun (kg/jiwa/thn)

2011

47.578

28.856.420

330.025

87,44

2012

51.480

31.223.010

335.094

93,18

2013

55.372

33.583.540

339.973

98,78

2014

61.524

37.34.770

344.932

108,18

2015*)

54.496

33.052.240

349.800

94,49

Sumber : BPS Kabupaten OKU

*) Hasil Aram 2 Tahun 2015


Apabila kebutuhan rata-rata penduduk mengkonsumsi beras sesuai hasil penghitungan yang dilakukan BPS adalah 114,30 kg/jiwa/tahun, maka mulai tahun 2011 sampai pada tahun 2015 Kabupaten OKU masih belum bisa melakukan swa sembada beras. Pada tahun 2015, terdapat selisih kekurangan produksi beras sekitar 19,81 kg/jiwa/tahun, dimana jumlah ini setara dengan kekurangan beras sebesar 2.276 ton.


Pemenuhan kebutuhan produksi beras dapat dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidayanya, seperti penggunaan bibit unggul, penerapan jarak tanam, pemupukan dengan dosis dan cara yang tepat, pemeliharaan dan penanganan pasca panen. Sedangkan ekstensifikasi dapat dilakukan dengan melakukan pencetakan sawah baru maupun membuka lahan budidaya tanaman padi ladang.


Fenomena yang juga perlu untuk dicermati di Kabupaten OKU adalah budidaya padi ladang biasanya dilakukan disela-sela tanaman perkebunan tahunan yang sifatnya sementara. Apabila hasil kebun yang baru ditanam belum menghasilkan sambil menunggu tajuk tanaman menutupi dilakukanlah tumpang sari dengan tanaman padi ladang. Kondii ini pastinya akan menyebabkan konsistensi dan kontinyuitas produksi padi menjadi terganggu di masa yang akan datang.


Kendala lain yang juga tidak kalah penting adalah masalah alih fungsi lahan yang sering terjadi pada lahan-lahan yang sebelumnya merupakan sentra produksi padi. Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan dan jumlah penduduk biasanya banyak lahan pertanian yang sebelumnya ditanami padi berubah fungsi untuk aktivitas lainnya. Jika hal ini tidak mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah maka dimasa yang akan datang lahan pertanian yang merupakan medium untuk melakukan budidaya menjadi semakin menyempit dan bukan tidak mungkin menjadi habis. Akibatnya jika hal ini terjadi maka pemenuhan kebutuhan makanan pokok masyarakatnya menjadi sangat terganggu.


Selain beras sebenarnya banyak komoditas bahan makanan lainnya yang dapat menggantikan peran nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Beberapa komoditas bahan makanan macam ketela rambat (ubi-ubian), ketela pohon, talas, dan jagung sebenarnya dapat juga diperkenalkan sebagai bahan makanan alternatif pengganti beras. Dengan demikian masyarakat tidak hanya bergantung pada satu macam jenis makanan saja, akan tetapi memvariasikannya dengan bahan makanan lainnya. Tinggal mungkin memikirkannya untuk membuat resep makanan yang cukup disukai masyarakat pada umumnya dan menampilkannya dalam sajian yang menarik.


Selain itu kesadaran yang perlu dimunculkan dimasyarakat adalah bahwa ketergantungan hanya pada satu jenis makanan saja akan sangat menyebabkan ketahanan pangan suatu daerah menjadi sangat rentan apabila terjadi gagal panen karena adanya pengaruh lingkungan ekstrim. Untuk membiasakan dan memperkenalkan dengan sumber bahan makanan lainnya tidak ada salahnya Pemerintah Daerah menerapkan peraturan ataupun himbauan kepada seluruh pegawainya agar dapat berpartisipasi menyukseskan program “satu hari dalam seminggu untuk tidak mengkonsumsi nasi” (one day no rice).

 

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering UluJl. Dr. Moh. Hatta No. 987A Kel. Kemala Raja Kec. Baturaja Timur Kab. Ogan Komering UluTelp (0735) 320259

Faks (0735) 320259

Email : bps1601@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik