Halo #sahabatdata!
Senin (12/08/2024), sebagai anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten OKU, BPS Kabupaten OKU memiliki peran dalam menjaga dan meningkatkan pengendalian inflasi di Kabupaten OKU. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh TPID adalah menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi yang diselenggarakan secara virtual oleh Kementerian Dalam Negeri RI yang ditayangkan di Ruang Asisten II Setda OKU. Rapat dihadiri Kepala Bagian Perekonomian, Kepala Dinas, Kepala BUMD dan Kepala OPD vertikal atau yang mewakili. Narasumber rapat ini berasal dari berbagai instansi seperti BPS RI, Kantor Staf Presiden, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, BULOG, Kejaksanaan RI. POLRI, dll. Rapat ini membahas evaluasi perkembangan harga komoditas yang mempengaruhi Inflasi.
Deflasi pada bulan Juli 2024 dominan diakibatkan oleh deflasi secara umum pada komponen harga bergejolak. Komponen bergejolak secara nasional mengalami deflasi sebesar 1,92%, komponen yang dominan memberikan andil deflasi komponen bergejolak adalah bawang merah, cabai merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih dan telur ayam ras. Setelah inflasi yang cukup tinggi pada bulan Maret 2024, komponen harga bergejolak mengalami deflasi berturut-turut dari April sampai Juli 2024. Pada bulan Juli 2024, beberapa komoditas yang mengalami inflasi antara lain cabai merah, beras dan kentang. Pada Minggu ke 2 Agustus di Pulau Sumatera, komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan IPH yaitu cabai rawit, beras dan cabai merah. Berdasarkan Indeks Perkembangan Harga Minggu ke 2 Agustus 2024, IPH Kabupaten OKU mengalami deflasi sebesar 1,36 persen. Komoditas yang memberi andil terbesar dalam perubahan IPH Kabupaten OKU yaitu daging ayam ras, bawang merah dan telur ayam ras. Pemerintah daerah perlu waspada terhadap komoditas-komoditas ini agar tidak terjadi peningkatan harga yg signifikan.
#datamencerdaskanbangsa
#cintadata
#humas1601
#bps1601